KONDOM . . . .

Kondom adalah alat paling efektif (jika dipakai secara benar) untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV/AIDS, selain menjadi alat pencegah kehamilan. Anjuran agar mereka yang sering berganti pasangan untuk memakai kondom sebagai pencegah infeksi penyakit ternyata tidak mempan. Hasil penelitian menunjukkan, orang Indonesia golongan berisiko tinggi yang bersedia memakai kondom ternyata tidak sampai 10 persen.
Walaupun banyak bukti yang mendukung efektivitas kondom, di Indonesia penggunaan kondom masih rendah. Menurut hasil survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2003, penggunaan kondom pada pasangan usia subur di Indonesia masih sangat rendah, 0,9 persen. Padahal, diperkirakan ada 7-10 juta laki-laki yang melakukan hubungan seks di luar nikah dan hanya kurang dari 10 persen yang mau menggunakan kondom.



Mereka beralasan, pasangan kencannya secara rutin mendapat pemeriksaan kesehatan sehingga mereka merasa aman. Alasan lain, rendahnya pengetahuan mengenai penggunaan kondom serta ketidaktersediaan kondom di banyak tempat.
Kondom lateks sudah terbukti sebagai alat paling efektif dan murah untuk mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS). Beberapa studi sudah membuktikan hal ini, di antaranya studi klinik terhadap orang yang terinfeksi HIV dengan pasangannya yang tidak terinfeksi (discordant couple). Pada 124 pasangan yang memakai kondom lateks secara konsisten, tidak ada yang terinfeksi HIV. Sedangkan 121 orang yang memakai kondom secara tak konsisten, 12 orang (10 persen) partner yang tidak terinfeksi HIV menjadi terinfeksi. Studi lain di Amerika juga menunjukkan, pemakaian kondom secara benar dan konsisten mencegah penularan sampai 85 persen.
Kondom lateks juga bisa membantu menurunkan risiko terjadinya kanker cervical (leher rahim) pada perempuan. Ini sudah teruji pada studi yang pernah menemukan bahwa laki-laki yang tidak menggunakan kondom membawa virus HPV (Human Papillomavirus) yang bisa menyebabkan kanker leher rahim pada perempuan.

Kondom yang dirancang khusus untuk wanita terbukti disukai para pekerja seks Kamboja.Tahun lalu, kondom tersebut diperkenalkan oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat untuk memerangi penyebaran virus HIV/AIDS. Kondom ini dijual dengan harga 100 riel (0,02 dolar), dua kali lebih mahal dari kondom laki-laki yang harganya 50 riel.

SEKILAS INFO
Ilmuwan Brazil Ciptakan Kondom "Ramah Lingkungan"
Para ilmuwan Brazil mendapatkan acungan jempol karena menciptakan kondom ramah lingkungan yang dibuat dari karet alam. Karet tersebut didapatkan dari pohon-pohon di hutan lindung Amazon, dimana pemerintah berencana mendirikan sebuah pabrik di sana. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Nasional (INT) dan Universitas Rio de Janeiro, telah dihasilkan prototipe kondom ramah lingkungan yang lolos pengontrolan kualitas secara gemilang.

Kondom tersebut dibuat dari karet alam yang diambil dari hutan lindung Chico Mendes. Karena bahan bakunya berasal dari dalam negeri, maka produksi kondom jenis ini nantinya diharapkan akan mengurangi impor kondom dari negara lain. Hal ini juga bakal meringankan pengeluaran pemerintah untuk dana kesehatan karena saat ini pemerintah Brazil membagikan sekitar 600 juta kondom tiap tahun pada masyarakatnya. Sayang sekali tidak dijelaskan sejauh mana kondom ini ramah lingkungan, selain bahwa ia dihasilkan dari pohon yang ada di hutan lindung.
(Dari berbagai sumber)

Baca Juga Artikel Ini



0 komentar:

Posting Komentar

DEN MAS YOGA © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute